Minggu, 28 Oktober 2012

Strategi Cost Leadership (Biaya Rendah) Generic Strategy M. Porter

Membangun Cost Leadership
Cost Leadership atau kepemimpinan biaya merupakan salah satu generic strategy. Strategi ini dilakukan dengan cara memproduksi barang dengan biaya yang lebih rendah dengan kualitas yang relatif sama dibandingkan dengan para pesaingnya. Untuk dapat menjalankan strategi ini, perusahaan perlu memiliki economies of scale lebih tinggi atau memiliki keunggulan dalam produktivitas. Dengan kata lain, perusahaan yang mengarahkan dirinya menjadi produsen yang low-cost dalam industri untuk setiap level kualitas, maka perusahaan tersebut telah menjalankan strategi ini (Porter, tahun). Strategi ini mempunyai dua macam strategi turunannya, yaitu (1) produk dijual dalam rata-rata harga industri untuk meraih keuntungan yang lebih besar dari pesaing dan (2) produk dijual dibawah rata-rata harga industri untuk meraih market-share yang lebih luas.
Ada beberapa keadaan lingkungan yang dapat menguntungkan maupun merugikan bagi perusahaan ketika akan menjalankan strategi kepemimpinan biaya ini. Ketika pembeli tidak ada diferensiasi nilai terlalu banyak dengan produk lain, pembeli cenderung sensitif terhadap harga, atau para pesaing tidak akan segera menyesuaikan harga yang lebih rendah (melalui analisis teori permainan), maka situasi ini akan mendukung berjalannya strategi ini. Sebaliknya ketika tidak ada perubahan dalam selera konsumen, teknologi dan harga atau biaya; aktivitas yang diambil untuk mencapai biaya rendah sangat langka dan mahal untuk ditiru, maka strategi ini menjadi kurang efektif.
Perusahaan yang menjalankan strategi ini akan dapat melayani berbagai segmen industri atau mungkin beberapa industri. Sumber keuntungan biaya dapat  diperoleh dari berbagai sumber seperti skala ekonomis, teknologi eksklusif atau akses ke bahan baku. Produser yang low-cost sering menjual produk standar dan melakukan penekanan pada skala eksploitasi dan memanfaatkan keunggulan biaya absolut.
Dengan menjalankan strategi ini perusahaan harus lah memiliki kelebihan dalam aspek pangsa pasar yang lebih luas ataupun akses ke sumber daya seperti bahan baku, komponen, tenaga kerja yang lebih baik. Dengan keuntungan pada dua hal itu, dan dikombinasikan dengan bisnis proses yang efisien maka perusahaan dapat menjalankan strategi ini dengan baik. Beberapa ciri bisnis proses yang efisien akan terlihat pada aspek seperti seperti memiliki capabilities keuangan yang kuat untuk berinvestasi dalam spesific assets, mampu mendesain proses produksi dengan efisien, memiliki keahlian yang tinggi dalam industri karena learning/experience curve yang tinggi, dan memiliki jalur distribusi yang efisien. Tanpa satu atau beberapa keuntungan ini, strategi ini dapat dengan mudah ditiru oleh pesaing-pesaing lainnya.
Ada beberapa aspek yang lebih rinci untuk pelaksanaan yang sukses strategi ini seperti keterampilan rekayasa proses, produk yang dirancang untuk kemudahan manufaktur, akses berkelanjutan ke modal yang murah, pengawasan terarah pada tenaga kerja, biaya pengendalian yang cukup, insentif berdasarkan target kuantitatif, biaya yang disimpan berada pada tingkat seminimum mungkin. Pada intinya perusahaan yang menjalankan strategi ini harus dapat membangun rantai nilai produk yang ditawarkan dari sejak hulu hingga hilir dalam suatu proses bisnis yang paling efisien. Beberapa perusahaan pengecer seperti Wal-Mart, KwikSave TI, Dell dan Lenovo telah berhasil membuktikan bagaimana cost leadership strategy dapat berjalan.
Perusahaan-perusahaan yang telah berhasil dalam cost leadership biasanya memiliki kekuatan-kekuatan internal seperti: akses pada modal yang diperlukan ntuk membuat investasi yang signifikan dalam aset-aset produksi, investasi ini menyebabkan barrier to entry yang tidak dapat diatasi oleh banyak perusahaan; keterampilan dalam merancang produk untuk proses manufaktur yang efisien, misalnya mempunyai sebuah komponen hitung kecil yang digunakan untuk mempersingkat proses perakitan; keahlian tingkat tinggi dalam proses manufaktur rekayasa; dan jalur distribusi yang efisien. Selain itu perusahaan dalam meraih keuntungan biaya dapat dilakukan dengan cara meningkatkan efisiensi proses, mendapatkan akses yang unik ke sumber material besar yang harganya rendah, membuat outscoring dan integrasi vertikal yang optimal, atau menghindari beberapa biaya sekaligus. Jika perusahaan yang berkompetisi tidak dapat menurunkan biaya-biaya yang sama jumlahnya, maka perusahaan dapat mempertahankan keunggulan kompetitif berdasarkan biaya kepemimpinan. Dapat disimpulkan bahwa cost leadership dapat diraih dengan cara (1) Keputusan outsourcing dan vertical integration yang optimal, (2) Meningkatkan efisiensi dalam setiap value chain, atau (3) Mendapatkan sumber input yang murah.

Lima Pesaing Model Porter dalam Cost Leadership
Dalam persaingan model Porter ada 5 pesaing yang selalu dihadapi oleh setiap perusahaan, yaitu (1) ancaman pendatang baru, (2)ancaman pesaing sejenis, (3) ancaman produk subsitutsi, (4) ancaman dari pemasok, dan (5) ancaman dari pembeli.
Ancaman pendatang baru, Adalah jika perusahaan yang ada sebagai pemimpin biaya, pendatang baru harus mengurangi biaya secara besar-besaran sebelum mereka masuk. Seringkali pendatang baru masuk menggunakan strategi bisnis lain (diferensiasi atau aliansi) daripada mencoba untuk bersaing di biaya. Pesaing baru perlu melakukan hal itu, karena pada umumnya pesaing baru masih belum mencapai skala ekonomis yang baik jika dibandingkan dengan perusahaan pemain lama. Kemampuan untuk melakukan strategi deferensiasi menjadi penting bagi sebuah perusahaan baru.
Ancaman pesaing, ancaman ini direduksi melalui dua pilihan strategi pemberian harga, yaitu dengan menawarkan pada harga tinggi atau harga rendah. Pemimpin biaya dapat menetapkan harga sama dengan atau lebih dari harga para pesaing. Dengan melakukan ini, maka akan mengurangi kesempatan pesaing-pesaing yang akan meniru perusahaan yang low-cost. Namun, menjaga harga tetap sama dengan harga pesaing akan mengorbankan pangsa pasar dan volume penjualan. Pada harga yang kompetitif ini, pemimpin harga mendapatkan keuntungan diatas penghasilan normal. Cara yang lain adalah perusahaan yang low-cost dapat menghargai barang atau jasanya di bawah pesaing-pesaingnya yang high-cost. Harga yang lebih rendah dari perusahaan low-cost akan menarik sejumlah konsumen dan meningkatkan pangsa pasar dan volume penjualannya, tapi akibatnya pendapatannya lebih rendah. Strategi ini memberi sinyal kepada para pesaing untuk menurunkan harga serendah mungkin. Sinyal ini akan memotivasi para pesaing untuk mencoba menurunkan biaya-biaya mereka.
Ancaman produk substitusi, pemimpin biaya mempunyai kemampuan untuk menjaga produk atau jasanya relatif terhadap substitusinya. Kemampuan melakukan branding pada produk subsitusi ini akan sangat mempengaruhi eksistensi perusahaan yang menjalankan strategi biaya. Pesaing jenis ini pada umumnya dapat membalikkan perusahaan sebagai pesaing substitusi juga.
Ancaman pemasok, pemasok dapat menjadi ancaman bagi perusahaan dengan membebankan harga yang lebih tinggi untuk barang dan jasa yang mereka pasok atau dengan cara mengurangi kualitas dari barang atau jasa tersebut. Namun, ketika pemasok menjual ke pemimpin biaya, perusahaan tersebut mempunyai fleksibilitas yang lebih bagus dalam menyerap pemasok dengan biaya lebih tinggi daripada perusahaan high-cost. Biaya pasok yang lebih tinggi dapat memusnahkan semua keuntungan diatas normal bagi perusahaan high-cost tapi masih memungkinkan perusahaan cost-leader untuk mendapat penghasilan diatas normal.
Ancaman pembeli, cost leadership juga dapat mengurangi ancaman dari pembeli. Pembeli yang sangat kuat adalah ancaman bagi perusahaan ketika mereka bersikeras pada harga rendah atau kualitas tinggi dan pelayanan dari pemasok mereka. Harga rendah dapat mengancam kestabilan penghasilan perusahaan. Kualitas yang lebih tinggi dapat meningkatkan biaya perusahaan. Pemimpin biaya bisa mendapati penghasilan mereka dikurangi oleh ancaman pembeli dan etap mendapat penghasilan normal atau diatas normal. Perusahaan ini juga dapat menyerap biaya yang lebih besar dari peningkatan kualitas atau pelayanan dan bisa tetap memiliki keuntungan biaya dari persaingan mereka.

Risiko Strategi Cost Leadership
Seperti telah dijelaskan dalam paragraf awal, bahwa ada situasi lingkungan yang menguntungkan maupun merugikan untuk menjalankan strategi ini. Strategi biaya rendah juga memiliki risiko. Perusahaan lain mungkin dapat menurunkan biaya mereka juga, karena teknologi semakin maju. Selain itu, persaingan mungkin dapat melampaui kemampuan produksi, sehingga menghilangkan keuntungan yang kompetitif. Atau beberapa perusahaan  mengikuti strategi terfokus dan mempersempit berbagai target pasar yang mungkin dapat mencapai biaya yang lebih rendah. Ketika hal itu dilakukan dalam setiap segmen yang dimiliki corporate, maka sebagai grup akan mendapatkan peningkatan pangsa pasar yang signifikan. Beberapa risiko lain ketika menjalankan strategi biaya rendah adalah perubahan teknologi yang meniadakan investasi masa lalu dan masa pembelajaran, pembelajaran biaya rendah oleh industri pendatang baru, ketidakmampuan dalam melihat produk yang dibutuhkan atau pergantian pasar, dan inflasi biaya.
Referensi
1.       Competitive Advantage, Michael E. Porter, 1985
2.       Competitive Strategy, Michael E. Porter (1980) and Thompson & Strickland (1992)
3.       Gaining and Soustaining Competitive Advantage, Jay. B. Barney, Addison-Wesley, 1997
4.       Contemporary Strategic Analysis, Robert M. Grant, 3th edition, Blackwell, 1998
5.       http://julianmarklatuheru.blogspot.com/2008/06/cost-leadership-differentiation-focus.html
6.       http://en.wikipedia.org/wiki/Porter_generic_strategies
7.       http://www.ecofine.com/strategy/Cost%20leadership.htm
8.       http://findarticles.com/p/articles/mi_qa5344/is_200108/ai_n21476329/
9.       http://www.slideshare.net/shuwesley/michael-porters-competitive-advantage
10.    Davidson, Steve “Seizing your competitive advantage”. Community Banker. FindArticles.com. 07 Apr, 2009.
11.    http://findarticles.com/p/articles/mi_qa5344/is_200108/ai_n21476329/
Acc:
Alberto Dudung
Universitas Pattimura
Fakultas Ekonomi

Kamis, 09 Agustus 2012

My Hobby

This is My Hobby.
Playing guitar......!!!

My hobby playing guitar, guitar for me as well as friends and a boyfriend who I love more than feeling very dear to someone.
 
Always fill the void my guitar when his time I feel sad and also happy.
My guitar's name is "LieverdCort" consists of two syllables, namely, Lieverd and Cort.
Lieverd is unfortunately calls for a girlfriend and Cort is a brand of guitar.

My guitar is often used as a medium and a tool for ministry in the church. I do in church services is a form of responsibility to God rest upon me as the giver of life and talent for music, for that I return in the form of church music ministry.

Guitar hobbies, talents guitar is, the guitar is the best friend preformance of my life, my inspiration my guitar, my guitar breath of my life, and the latter as a boyfriend for me my guitar.

#ettotoki
follow me @abebertocool
Fb Alberto Dudung

Jumat, 13 Juli 2012

Tugas Penelitian Usaha Kecil Rempeyek.(Alberto dudung)



T U G A S   P E N E L I T I A N
J U DU L                             : USAHA REMPEYEK KACANG
                                                           PRODUKSI IBU SULASTRI PATTIKAWA
 

NAMA                                   :  ALBERTO DUDUNG
NIM                                       :  2009-28-032
JURUSAN                            :  M A N A J E M E N
FALKUTAS                         :  E K O N O M I

LOKASI PENELITIAN     :  AMAHUSU, KECAMATAN NUSANIWE
                                                  DUSUN NAHEL RT/RW 004/03
                                                  JL. AMAN HUSE 97117
  


                                                         P E N U L I S

                                                                                   ALBERTO DUDUNG
                                                                                            2009-28-032


 DAFTAR ISI
Daftar Isi …………………………………………………………………………i
Lembaran Pengesahan ………………………………………………………….ii
Kata Pengantar ………………………………………………………………….iii
BAB I          PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang ………………………………………………..   1
B.       Maksud & Tujuan Penulisan ………………………………….  2   
BAB II         LANDASAN TEORI                                                                         3
BAB III       METODE PENULISAN                                                                   4
BAB IV       METODE PRODUKSI
A.       Alat dan Bahan ………………………………………………    5
B.        Proses Pembuatan ……………………………………………    6
BAB V         DATA PENGAMATAN
A.       Profil Industri …………………………………………………   9
B.       Kendala Yang Dihadapi ………………………………………  10
BAB VI       KESIMPULAN & SARAN
A.       Kesimpulan …………………………………………………..   11
B.       Saran ………………………………………………………….  11
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………..  iv


LEMBARAN PENGESAHAN
L A P O R A N  P E N E L I T I A N


1.   Judul Penelitian                             :   Usaha Rempek Kacang
                                                                                     S U L A S T R I
        2.   Alamat Peneliti                        : Amahusu, Kel J. Pattikawa
                                                            : Dusun Nahel RT/RW 004/03
3.   Lokasi Penelitian                           :   Amahusu

                                                                                                 Ambon, Juni 2012


      Mengetahui:                                                                                    
 P E M I L I K  U S A H A                                                                 P E N U L I S

                                                                                                                 

S  U  L   A   S  T  R  I                                                                   ALBERTO DUDUNG
                                                                                                      2009-28-032





KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas bimbingan, penyertaan serta perlindungannya saya dapat menyelesaikan Tugas ini tepat pada waktunya. Saya sebagai penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu saya demi terselesainya tugas ini, pihak-pihak itu antara lain:
-                        Keluarga J. Pattikawa yang telah bersedia meluangkan waktu dan  memberikan informasi tentang pembuatan Rempeyek, terkhusunya buat Ibu Sulastri selaku Narasumber dan Entrepreneurship.
-                        Kepada Dosen Mata kuliah Kewirausahaan, yang  telah memberikan tugas sebagai bahan pelajaran yang berharga bagi saya dan teman-teman.
-                        Dan pihak-pihak lain yang tak dapat saya sebutkan satu per satu.
Saya merasa Tugas yang saya buat ini masih jauh dari kesempurnaan masih penuh dengan banyak kekurangan yang terdapat dalam penulisan ini, sehingga usul, saran dan kritik yang membangun sangat saya harakan demi kesempurnaan tugas ini
Sekian dan terima kasih.
Ambon, Juni 2012

P E N U L I S



BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Pada hakekatnya semua orang adalah wirausaha dalam arti mampu berdiri sendiri dalam memnjalankan usahanya dan pekerjaannya guna mencapai tujuan pribadinya, keluarganya, msaayarakat, bangsa dan negaranya, akan tetapi banyak diantara kita yang tidak berkarya dan berkarsa untuk mencapai prestasi yang lebih baik untuk masa depannya, dan ia menjadi ketergantungan pada orang lain, kelompok lain dan bahkan bangsa dan Negara lainnya. 
Pada saat ini dengan perkembangan serta pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat, ditambah dengan peluang untuk mendapatkan pekerjaan semakin kecil, maka para Ibu-ibu rumah tangga mulai mengasah otak untuk berfikir lebih kreatif tentang bagaimana agar dapat menghasilkan pendapatan sendiri diluar pendapatan seorang suami, guna menambah pendapatan keluarga untuk  memenuhi kehidupan sehari-hari, kebutuhan, makanan, pakaian dan pendidikan anak-anak.
Tak menjadi heran ketika Ibu-ibu rumah tangga sekarang telah banyak yang menjadi sukses dengan usaha-usaha kecil-kecilan yang dilakoninya. Dengan bekal niat dan semangat serta ketekunan ditambah dengan kemauan yang tinggi, maka menghasilkan suatu kejujuran serta keiklasan dalam berusaha, sehingga usaha-usaha yang dijalankan dapat menghasilkan pendapatan yang tidak kecil.
Kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikandasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses (Suryana, 1999: 1).
Rempeyek merupakan sejenis makan ringan tetapi bisa dijadikan sebagai lauk penganti kerupuk yang menjadi salah satu makanan favorit orang Indonesia karena kerenyahannya.
B.     TUJUAN DAN MAKSUD PENULISAN
Tujuan yang akan dicapai dalam penulisan makalah penelitian ini adalah untuk menambah pengetahuan secara langsung dari narasumber tentang usaha yang dijalankannya dan diharapkan bermanfaat bagi kita semua. Juga untuk dapat memacu dan meningkatkan penghsailan sendiri tanpa harus berkerja pada istansi-istansi, kantor-kantor pemerintah, tetapi masih ada peluang usaha yang lebih menghasilkan pendapatan yang tak berbeda jauh dengan penghasilan kantoran.

 BAB II
LANDASAN TEORI

Wirausaha juga dapat diartikan sebagai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan daripadanya dan mengambil tindakan tepat guna memastikan sukses (GeoffreyG. Meredith, 2000: 5).


BAB III
METODE PENULISAN

Cara-cara yang digunakan pada penulisan ini adalah:
-          Wawancara   :  berbicara secara langsung dengan narasumber, mulai dari bahan-bahan yang digunakan dalam proses pembuatan sampai pada proses finising dan kemudian produk dijual.
-          Studi Pustaka : Penulis membaca buku-buku atau reteratur di Internet (website) yang berkaitan dengan penulisan ini.
Tempat dan waktu penelitian
Tempat                    : Rumah Produksi (homeindustry)
                                  Kel. J Pattikawa
                                   RT/RW 003/04 Dusun Nahel Amahusu
Waktu                     : Senin, 25 juni 2012
                                   Pukul 14:00 WIT – selesai.



BAB IV
METODE PRODUKSI
A.    ALAT DAN BAHAN
a.       Alat
Alat-alat yang digunakan dalam memproduksikan Rempeyek adalah:
1.      Cobe
2.      Panci
3.      Kompor
4.      Bila-bila
5.      Wajan
6.      Sendok
7.      Pisau
8.      Pring
9.      Saringan minyak
10.  Alat parut
b.      Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam memproduksikan Rempeyek adalah:
1.      Kencur
2.      Kunyit
3.      Ketumbar
4.      Daun lemon
5.      Bawang putih
6.      Tepung beras, tepung tapioka
7.      Lengkuas
8.      Santan kelapa
9.      Kacang tanah
10.   Minyak goreng
11.  Air
B.     PROSES PRODUKSI
a.       Pengelingan bumbu-bumbu.
Pertama-tama Ketumbar digoreng dalam wajan selama 2-3menit untuk mendapatkan ketumbar yang lebih garing untuk mempermudah proses pengilingan. Setelah ketumbar digoreng setelah itu ketumbar digiling menggunakan Cobek. Kemudian ketumbar yang telah halus dicampuri dengan daun lemon yang telah di potong-potong setelah itu digiling kembali bersamaan dengan ketumbar yang telah halus tadi.
b.      Proses pengadonan.
Bawang putih yang dibutuhkan yaitu 8-10 siung
Lengkuas secukupnya
Kacang tanah 10kg yg telah
Kunyit 5-8 siung
Kencur  10-15 siung
Satan kelapa diambil satannya sebanyak 2liter
Kemudian, bawang putih diparut, diikuti dengan kunyit, kencur dan lengkuas didalam satu adonan bersamaan dengan ketumbar dan daun lemon yang telah digiling bersamaan dengan ketumbar tadi. Setelah itu tepung beras/tapioca di campur dengan satan kelapa secara merata sehingga menghasilkan adonan yang baik, setelah adonan tepung beras dan santan telah merata kemudian dibumbuhi dengan bumbu-bumbu yang telah disiapkan tadi. Maka jadilah serangkainan adonan atau komposisi bumbu untuk membuat rempeyek yang gurih. 
c.       Proses pengorengan
Naaa, sekarang berpindah pada proses pengorengan dimana proses ini merupakan proses finishing produk rempeyek ini. Melanjuti proses pengadonan tadi maka tahap pengorengan telah dapat dikerjakan.
Persiapan alat gorengan, mulai dari mempersiapkan kompor sampai pemanasan minyak kelapa. Perlu dikatahui kompor dan wajan yg digunakan dipisahkan menjadi dua, yg pertama untuk mengoreng rempeyek setengah matang dan wajan yg satunya untuk mengoreng rempeyek hingga matang.
Kompor dan wajan pertama : mengoreng rempeyek setengah matang dan ditaruhi/ditaburi dengan kacang. Kemudian dipidahkan pada kompor dan wajan kedua : digoreng hingga matang dan siap untuk di sajikan atau dijual. Maka berakhirlah semua proses produksi Rempeyek kacang yag gurih dan lezat.
d.      Penjualan
Hasil Rempeyek yang di hasilkan ini memiliki perbedaan cara pengemasan, biasannya Rempeyek di sajikan/ dikemas menggunakan plastic-plastik, tetapi disini berbeda dan memiliki keunikan cara pengepakan. Rempeyek yang telah matang dan didinginkan kemudian dikemas dalam sebuah toples besar, karena penjualannya melayani partai besar dan jarang untuk menjual enceran. Maka Rempeyek Kacang telah siap dijual/didistribusikan pada toko-toko dan kios-kios yang telah menjadi langganan. Daerah penjualan Rempeyek ini Di benteng, Amahusu, sampai di latuhalat.

 


BAB V
DATA PENGAMATAN
A.    ILUSTRASI USAHA
Usaha yang dijalankan oleh Ibu SULASTRI ini telah Beroperasi sejak Tahun 2000, disebabkan karena kondisi krisis ekonomi yang dihadapi beliau sejak kota Ambon dilanda Kerusuhan tahun 1999-2004, membuat beliau mulai melakukan usaha ini, demi kelangsungan hidup dikota Rusuh saat itu. Menurut Ibu dari satu anak  ini Modal awal yang dikeluarkan untuk membuka usaha ini hanya Rp. 250.000,- . dengan melewati berbagai tantangan dan masalah-masalah yang dihadapi sampai sekarang Ibu Sulastri tetap terus bersemangat untuk terus menjalani usaha tersebut demi pemenuhan kebutuhan makan sehari-hari bersama keluarga tercintanya.
Usaha yang dilakukan oleh beliau berada di Rumahnya sendiri sehingga bisa disebut sebagai usaha Home Industri yang menurut saya cukup baik perkembangannya dan patut diacungi jempol, bukan hanya Rempeyek saja yang menjadi usaha yang dijalakan oleh Ibu Sulastri ini tetapi juga memproduksi Kripik singkong balado dan Kacang goreng Bawang dan garam.


PROFIL USAHA
Nama Pemilik usaha        : IBU SULASTRI  PATTIKAWA
Tlp                                   : 081298082969   
Alamat                            : Dusun Nahel Amahusu
                                           RT/RW 004/03
                                           Jl. Aman huse Ambon
                                           Kec. Nusaniwe Ambon
Jenis Usaha                     : Rempeyek Kacang
Tahun Usaha                   : 2000 - sekarang
B.     KENDALA USAHA
Kendala yang dihadapi dalam menjalankan usaha adalah:
-          Kurangnya Modal usaha
-          Cara pendistribusian ke toko-toko dan kios-kios yang memakan waktu karena jarak tempuh yang cukup jauh. (Amahusu-benteng-latuhalat)
-          Alat transportasi yang langkah.


BAB VI
PENUTUP
A.    KESIMPUAN
Berdasarkan hasil penelitian maka Kesimpulan yang dapat penulis berikan adalah:
-          Ketika kita mau dan memiliki niat yang sungguh maka, segalah jerih payah yang kita lakukan pasti berhasil.
-          Kewirausahaan berasal dari dalam diri kita sendiri berbentuk seni yang sangat mudah dicernah bagi orang awam sekalipun.
-          Usaha Rempeyek merupakan usaha yang tergolong kecil namun memiliki pendapatan yang lumayan besar dan cukup untuk memberikan kehidupan bagi orang yang mau berusaha dan menjalankan usaha ini.
-           
B.     SARAN
Saran yang dapat penulis berikan bagi usaha Rempeyek adalah:
-          Harus berinovasi dalam menciptakan produk Rempeyek agar lebih berkembang
-          Dalam mengemas produk harus lebih menarik agar menciptakan suasana baru ketika pelanggan mau membeli Rempeyek.

DAFTAR PUTAKA
http://www.putraindonesiamalang.or.id/definisi-kewirausahaan-entrepreneurship-menurut-para-ahli.html
http://nustaffsite.gunadarma.ac.id/blog/bhermana/2008/04/05/sejarah-dan-teori-kewirausahaan/
http://viewcomputer.wordpress.com/kewirausahaan/